Cari Blog Ini

Senin, 28 November 2011

Love When It Rains Part 4

Malam itu hujan turun , seperti biasa Jesy lebih suka diam di depan jendela kamarnya dan memandang hujan yang turun. Rintik hujan terus berjatuhan di atas jendela kamarnya , ia mulai mebuka buku note nya , perlahan ia mulai menggoreskan penannya di atas buku notenya

“hari ini aku bahagia masih bisa melihatmu , melihat senyummu , aku tak sanggup membayangkan bila suatu saat nanti aku tak bisa tertawa bersamamu lagi ..
Kau tau? .. ini adalah taun terakhir aku berada di London my prince  
Tapi aku terlalu takut untuk mengatakannya kepadamu ..
Andai hujan di malam ini bisa memberitahumu ..
Mungkinkah kau akan mencegahku untuk bsa  terus bersamamu?
Mungkinkah air mata akan jatuh dari matamu jika hujan membantuku mengatakan semuanya padamu ..
Aku harap aku masih memiliki kekuatan untuk mengatakannya kepadamamu ..
Dan menatap wajahmu untuk yg terakhir kali ..”

******************
Pagi mejelang , Skand sudah berada di sekolahnya , Jam pelajaran terakhir hampir selesai , ia ingin segera pulang dan menemui Jesy di depan gerbang sekolah.
Bel pulang akhirnya berbunyi , ia bergegas berlari menuju gerbang sekolah , tapi tak ditemukannya Jesica disana.
Ia menggerak-gerakan kepalanya mencari tahu dimana keberadaan Jesica , tapi percuma ia tidak menemukannya. Kemana dia? Kemana Jesica?
Dia membohonginya.?
Tapi Jesica tidak pernah berbohong kepadanya , ia memutuskan untuk mendatangi rumahnya, ia mengendarai mobilnya menuju rumah Jesica .
Sampailah ia di sebuah rumah bergaya klasik dengan taman di penuhi berbagai macam bunga-bunga. Maklum kedua orang tua Jesica adalah seorang penjual bunga , mereka meiliki toko di dekat pusat kota London.
Skand berjalan menuju pintu rumah Jesica , belum sempat ia mengetuk ia melihat ke dua orang tua Jesica begitu sibuk mengepak barang-barang.
Skand terlihat heran , ia menghampiri ke dua orang tua Jesica ..
“ehmm permisi Mr. dan Mrs. Mayer” sapanya
“ohh hai Skandar kau rupanya , kau pasti mencari Jesica , ia berpesan agar kau menemuinya dengan segera” ibu Jesica memberikan selembar kertas dengan tulisan tangan Jesica.
“Maaf Skand aku tak menemuimu di depan gerbang sekolahmu , tapi maukah kau menemuiku di taman tempat biasa kita menghabiskan waktu”
Skand memandang Mrs.Mayer , tidak sepertinyaJesy seperti ini
“temuilahh Skand”
Skand tersenyum dan langsung pergi menemui Jesica

Tidak ada komentar:

Posting Komentar