Malam itu begitu riuh sekali , suasana persta yang begitu glamour dan meriah.beberapa orang ada yang tampak sibuk dengan pasangannya dan temannya masing-masing , beberapa dari mereka membawa gelas berisi wine di tangannya.
Jesica mengenakan dress berwarna hitam 3 centi diatas lututnya dengan cardigan berwarba violet , menunjukan lekuk indah tubuhnya dan kaki jenjangnya yang indah.
Matanya masih menatap setiap sudut kampus dan beberapa orang yang berlalu lalang di hadapannya. Kampus ini masih begitu baru untuknyan maklumlah setelah beberapa tahun lamanya Jeaica meninggalkan London ia baru bisa berada lagi di sini di London , kota yang sangat ia cintai dan menjadi tempat sejarah cintanya.
Jemari lentiknya mulai mengambil segelas wine di meja yang ada di hadapanya , perlahan ia mendekatkan gelas itu ke bibirnya, mencoba meneguknya perlahan , namun belum sempat ia meneguk wine itu seseorang menabraknya dari belakang.
“Awww ..”
Jesica terperangah , wine yang harusnya masung ke dalam kerongkongannya kini malah membasahi bajunya yang indah. Dengan wajah kesal Jesica membalikan badannya , di dapatinya seorang wanita berkulit coklat tidak lebih cantik darinya , bahkan Jesica jauh lebih cantik darinya.
“Can you be careful.?
if road use your eyes, you see my dress dirty because you crashed into me last”
Protes Jesica.
Wanita tersebut diam menatap Jesica , ia menatap Jesica begitu detail , tepat dari ujung rambut sampai ujung kaki Jesica.
“kau pasti anak baru? Soal bajumu itu bukan urusanku”
Jawabnya enteng , mimik wajahnya begitu menggoda Jesica untuk memukulnya.
“aku memang anak baru tapi bisakah kau sopan sedikit?”
Jesica terlihat kesal , wanita berkulit coklat itu mendekati wajahnya.
“kau fikir kau siapa.?”
Ucap wanita itu tepat di depan wajah Jesica , membuat Jesica menjauhkan wajahnya darinya.
“I don’t care”
Ucap Jesica sinis.
“I’m Libberty Carlin” ucapnya dengan nada tinggi.
“So what Libberty Carlin.? I’m Jesica Mayer”
Jawab Jesica dengan nada yang lebih tinggi sambil menatap wanita itu sinis.
“beraninya kau padaku , asal kau tau aku adalah kekasih dari lelaki paling terkenal di universitas ini”
Ucap wanita itu angkuh.
“aku tidak peduli , lagipula aku tidak percaya , mana ada lelaki yang menyukai gadis sepertimu.?”
Ejek Jesica.
“lancang sekali kau”
Tangan wanita itu kini melayang menghampiri wajah Jesica , bersiap memberikan sentuhan menyakitkan di pipinya , hanya tinggal beberapa centi lagi saja tangan itu hinggap di pipi mulus Jesica.
“Stopp it”
Seorang pria memegang tangan wanita tersebut, menghentikan pergerakan tangan seorang Libberty Carlin yang baru saja akan menampar Jesica.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar