jangan berakhir aku tak ingin berakhir
satu jam saja ku ingin diam berdua
mengenang yang pernah ada
jangan berakhir karna esok takkan lagi
satu jam saja hingga ku rasa bahagia
mengakhiri segalanya
tapi kini tak mungkin lagi
katamu semua sudah tak berarti
satu jam saja itu pun tak mungkin
tak mungkin lagi
jangan berakhir ku ingin sebentar lagi
satu jam saja izinkan aku merasa
rasa itu pernah ada
Skandar membuka matanya , mentari pagi yang muncul terasa silau menyentuh matanya.
Skandar mencoba mengumpulkan semua kesadarannya , perlahan ia melihat jam ditangannya, pukul 09 pagi.
Oh tidak .. ia tertidur di taman itu , dan Jesica mana Jesica.?
Skandar tau hari ini tepat hari ini Jesica akan pergi meninggalkan London.
Ia melihat ke sekeliling , mencari keberadaan Jesica , namun tak ditemukannya Jesica disetiap sudut taman ini.
“Jesica where are you?”
“Jesy”
Skandar berteriak memanggil-manggil nama Jesica , namun tak sekalipun Jesica mebalas sahutannya, Skandar mulai bingung dan sedikit cemas.
Tiba-tiba sepucuk surat berwarna biru muda yang diterpa angin pagi menyentuh tangan Skandar , menggoda Skandar untuk melihat dan membacanya.
Perlahan ia buka lipatan surat itu matanya mulai bergerak membaca kata demi kata yang tertulis di dalamnya.
“Dear Skandar ..
Maafkan aku meninggalkanmu sendirian di taman ini ..
Kau tau? Aku taakan sanggup jika aku harus lebih lama lagi memandangi wajahmu ..
Itu akan membuatku semakin tersiksa karena merindukanmu ..
Aku tau kau pasti marah , kau boleh benci padaku Skand , mungkin kau bisa mencari gadis yg selalu bisa mendampingimu setiap saat , tidak sepertiku yg justru meninggalkanmu ..
tapi jangan kuatir Skand , jika kau mau menungguku aku akan kembali , itu janjiku Skand pasti aku akan kembali ..
Peluk cium ..
Jesica”
Apa itu.?
Surat itu seperti racun kematian untuk Skandar , Skandar diam mematung , meremas surat itu pandangannya kosong, ia tak sanggup harus menerima kenyataan seperti ini.
Ekspresi wajahnya mulai berubah , ia kembali menoleh jam di tangannya.
“Semoga belum terlambat” gumamnya.
Skandar segera berlari sekencang mungkin , tak peduli dengan sesuatu yang ada di dpannya.
Tak lama kemudian ia sampai di depan rumah Jesica, rumahnya kosong tak berpenghuni.
“oh no “ lirihnya
Ia menggerakan kepalanya mencoba mencari sesuatu.
“mobilnya , itu mobilnya” teriak Skandar , tanpa piker panjang ia mengejar mobil putih itu.
Tak peduli napasnya yang sudah begitu sesak , langkahnya yang mulai melemah , ia tetap berusaha mengejar mobil itu.
“Jesy stop it , please Jesy stop” teriak Skandar .
Namun percuma Skandar sudah tak sanggup lagi , tenanganya hamper habis.
Ia tersungkur , lututnya menyentuh aspal jalan , keringatnya mulai berjatuhan di susul dengan air matanya.
“Jesy I’ll be waiting for you”
************
Sementara itu di dalam mobil ..
Gadis itu menghempaskan tubuhnya di jok belakang mobilnya, matanya terpejam menahan air matanya agar tidak jatuh.
Ya Jesica sungguh tidak sanggup melihat Skandar mengejarnya seperti itu , ia hanya memejamkan matanya , menahan rasa skit di hatinya
“maafkan aku .. selamat tinggal Skandar”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar